2/20/07

[Aplikasi Pareto] Find Out Your Strength!

mudah2an tulisan berikut ada manfaatnya.

Salam, @rd
Pareto 80/20: Bekerja Lebih Sedikit, Lebih banyak Menghasilkan.

Bergabunglah dengan Komunitas Ritel & Home Business (Bisnis di Rumah), kirim email ke : cikalmart-subscribe@yahoogroups.com

Dapatkan sharing info & tanya seputar Ritel & Bisnis di Rumah, kiat bisnis, kiat usaha, tips bisnis, tips usaha, peluang usaha, peluang bisnis, inspirasi bisnis, trend bisnis, etc.


@rd wrote:

Hatur nuhun abah,

Kalau saya gabung-gabungkan dengan ilmu pareto 80/20 yang saya usahakan terapkan disemua lini kehidupan saya, ternyata apa yang namanya ‘strength approach’ seperti yang abah rama bilang, itu seperti yang 20% usaha yang menghasilkan 80% hasil seperti pareto bilang.

Terkadang memang kita terlalu sibuk untuk menjadi orang lain (yang 80% itu), padahal setiap individu itu unik dan punya ke’khas’-nya masing-masing, dan jika kita bisa menggali potensi yang unik (yang 20% itu) dan fokus dengan hal yang unik dari kita tersebut, maka hasilnya adalah sebuah ide dan karya besar yang tidak satu orang pun bahkan pernah memikirkan dan melakukan sebelumnya.

Mudah-mudahan ilmu-ilmu yang abah rama populerkan di Indonesia, bisa merubah wajah Indonesia di Masa yang akan Datang.

Dan Saya adalah salah satu murid abah yang telah di’racuni’ oleh abah rama sejak duduk dibangku kuliah di bandung... hehe=> agar kita bisa menggali ‘strength’ kita dan mensiasati ‘kelemahan’ kita.

Salam hangat dari wong cilegon-banten,

Ardi.
http://www.cikalmart.com

-----Original Message-----From: Rama Royani [mailto:rama@limawira.co.id]
Sent: Wednesday, February 21, 2007 10:17 AMTo: Ardiansyah Kusumah TF97
Subject: Mimpi Ngkali Yee !!!!
Rekan, Ardiansyah Kusumah TF97 ysh
"Email yang sama ini dikirim ke lebih dari 1200 alumni plus juga ke milis TF agar mempunyai daya jangkau yang lebih luas bagi semua alumni TFITB"

Tanggal 4 januari 2007 yang lalu, saya diundang untuk menjadi Dosen tamu di Fakultas Psikologi UNAIR dan hmmmm..pantesan Ary Retmono dulu masuk psikologi !! pokoknya "semlohay" deh !! dan suasana kelasnyadiubah, dimana "Dosen tamu" berada ditengah tengah dikelilingi oleh mahasiswa/i dan juga diikutioleh 4 dosen plus ada 2 alumni [ psikoloog ] plus satu psikoloog dari UI yang hadir. Ini mungkin cerita yang pertama kalinya dilingkungan psikologi, ada Alumni ITB diundang sebagaidosen tamu, tapi kami semua sangat menikmati acara tukar pikiran yang berlangsung sekitar 4 jamplus ngobrol sampai sore setelah diajak makan siang di restoran Italia.

Mengapa mereka sampai mau mengundang saya (si Abah Rama), tentunya menarik untuk disimak.

Fakultas Psikologi UNAIR terbilang baru ketimbang tiga raksasa UI,UNPAD, GAMA yang dijadikan acuanoleh mereka, dan karena mereka merasa kecil, maka mereka berusaha "berbeda" dan rupanya mereka tahu bahwa sepuluh tahun terakhir didunia ada "gerakan" dari orang orang psikologi untuk menunaikan "dua misi psikologi" lainnya selain "mental illness" yang gara gara perang dunia keduabanyak orang sakit jiwa sehingga selama puluhan tahun ini terlupakan yaitu:

1.Misi meningkatkan Produktivitas manusia
2.Misi mengembangkan Bakat

Karena selama ini Psikologi secara tidak sengaja terlalu berfokus pada misi "penyakit mental" gara garakebutuhan pasar yang besar setelah Perang Dunia Kedua, sehingga baik bisnis maupun universitas lebih menitik beratkan upaya kearah misi pertama tersebut.Gerakan ini menamakan dirinya "Positive Psychology". Fakultas Psikologi Unair rupanya menangkap peluang ini dengan menjadi pionir dalam hal "Positive Psychology"dan mereka berharap bisa menyusul di tikungan karena baik UI , GAMA maupun UNPAD semuanya belum masuk kearea ini.

Di Area Positive Psychology ini , mereka mulai menerapkan pendekatan "Appreciative Inquiry", yang dalamperjalanannya rupanya mereka "mencium" adanya pendekatan lain yang juga Positive Psychology yaitu Gallupdan kebetulan di HR Forum Indonesia, kalau ada yang tanya soal Gallup biasanya direfer ke yang namanyaAbah Rama yang Teknik Fisika Banget itu loh![katanya sih pakar soal bakat, padahal belajarnya AC !].

Itulah alasannya saya diundang sebagai dosen tamu [ untung sudah tua dan tahu lebih dulu]karena merekaingin mendengar konsep berfikirnya Gallup maupun aplikasinya diorganisasi, dan kemarin itu merupakankuliah wajib dari mahasiswa/i PIO (Psikologi Industri dan Organisasi). Dalam acara ngobrol-ngobrol tersebut saya mengingatkan pada para dosen disana dua hal:
1.jangan terlalu keras menyuarakan istilah "psikologi positif" karena stigma ini membuat yang lain dicapsebagai "psikologi negatif", jadi lebih baik menyatakannya sebagai Psychology for Productivity.

2.tetap berada dijalur psikologi positif bahkan harus diperkuat lagi, karena itu merupakan peluang terbesarbagi mereka untuk mengungguli ke 3[tiga ] raksasa yang sedang tertidur nyaman

Sepulangnya dari sana saya mulai berpikir tentang Fisika Teknik/ Teknik Fisika yang juga "kecil"sehingga keberadaannya seringkali dipertanyakan, walaupun jelas jelas, Industri membutuhkan lulusan Teknik Fisika.Jawabannya : Kita harus berbuat sesuatu yang berbeda !!!Salah satu yang bisa saya share adalah apa yang dinamakan "Strength Approach" sesuai dengan materi yangsaya dalami.Perlu kita semua tahu bahwa didunia organisasi ada dua kubu yang memiliki perbedaan dalam pendekatan manajemennya.

Pertama yang paling besar (>95%) adalah Deficit Approach. Organisasi ini percaya bahwa manusia bisa diubah dan kalau saat ini kompetensinya belum cukup, maka dengan pelatihan,maka "Competency Gap" bisa diisi, dan saat banyak organisasi yang menggunakan manajemen berbasis kompetensi bahkandi negeri ini sebagian sudah menjadi undang undang [pegawai negeri dan pendidikan].Kedua yang masih kecil [<5%] adalah Strength Approach.Organisasi yang menggunakan pendekatan ini percaya kalau manusia sulit atau tidak bisa berubah, jadi ketimbangberusaha "Filling the Gap", carikan saja peran yang sesuai bagi ybs.
Strength Approach, selalu mengajarkan kita untuk selalu menggali kekuatan diri kita maupun orang lain untuk kemudian dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan, sedangkan Deficit Approach berpendapat bahwa pengembangan bisa dilakukan dengan cara memperbaiki kelemahan diri maupun orang lain.

Studi membuktikan bahwa apabila kita memfokuskan diri menggali dan mengembangkan kekuatan, hasilnyaakan jauh lebih baik ketimbang berusaha membuang energi, waktu dan biaya untuk memperbaiki kelemahan.Tetapi manusia pada dasarnya memang "Deficit Approach", sehingga Strength Approach mudah dikatakan tetapi sulit dilakukan.Walaupun anda setuju dengan Strength Approach, coba renungkan sikap apa yang kita nyatakan kepada Istri, pada suami,pada anak anak, pada teman, pada adik, pada kakak , pada atasan, pada bawahan, pada murid, pada guru dlsb.Kita selalu ingin memperbaiki "mereka" !!!!!.kita selalu ingin "mereka" seperti kita atau seperti mereka yang menurut kita "sukses".Kita lupa bahwa setiap orang memiliki "jalan sukses" yang berbeda dan "makna sukses" yang berbeda pula.

Salah satu masalah kalau kita ingin memperbaiki seseorang adalah, bahwa mereka tidak bisa "diperbaiki", kecualiValues, Skill dan atau Knowledgenya dan sebagian Behaviournya.Kebiasaan...? setelah terbiasa selama 16 tahun dari sejak dilahirkan, sulit sekali berubah walaupun ilmunya Steven Covey bilang Habits sebagai "second nature".Masalah lainnya adalah, seringkali komunikasi menjadi terganggu dan suasana menjadi tidak enak, padahal kalau saja masing masingberani mengakui dan menghargai kelebihan pasangannya maka komunikasi akan sangat terbuka sehingga membuka peluang sinergi [jama'ah]yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas.

Apakah suasana ini bisa diciptakan di Civitas Academika Teknik Fisika?Harus bisa !!!! asal ada kemauan dan harus mau kalau mau mempertahankan existensinya.

mmmmmhh..kalau bisa ............banyak hal yang bisa kita buat, karena TF memiliki banyak kekuatan yang belum digali.Teknik Fisika bisa menjadi kelompok yang unik karena menganut pendekatan berbasis kekuatan danbisa menjadi motor penggerak didalam usaha meningkatkan produktivitas.Saya sih sudah mulai meracuni mahasiswa yang ikut kuliah untuk selalu menggali kekuatannya masing masing,dengan harapan hal ini bisa menular dan menjadi salah satu " ciri " dari Teknik Fisika.Bukankah banyak orang yang lebih suka "diracun" ketimbang "dimadu" ??
Atau apakah ada yang punya ide lain untuk membuat kita [ TF ]berbeda dan produktif ??silahkan berbagi.

Yang pasti saat ini TF 1000 sudah mulai bergulir sebagai bagian "social responsibility" nya alumni dan kita akan terus menerus menjaga agar bola ini terus bergulirdan semakin besar dengan berbagai kegiatan gabungan.

Salam sukses
Abah Rama
Developer, Responsibility, Strategic, Belief, Connectedness
"FOKUS PADA KEKUATAN SIASATI KELEMAHAN"

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home