2/6/07

Teori Tentang Kaya => was ah, Teori!

in cikalmart@yahoogroups.com ardicikalmart wrote:

Saya sedang ter'gila-gila' dengan teori dan konsep-nya pareto 80/20, saya sedang baca bukunya Richard Koch yang membahas hal ini.

siapa bilang banyak uang (kaya harta) menjadikan kita benar-benar kaya dalam artian sesungguhnya.

semakin dikejar-kejar bahagia dengan banyak uang (kaya harta), maka kebahagia-an yang sesungguhnya tidak pernah diperoleh, orang cenderung miskin waktu untuk sekedar bersenda gurau dengan anak dan istri di rumah, orang cenderung miskin amal untuk sekedar membantu keluarga dan tetangga terdekat, orang cenderung miskin empati untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun, atau berusaha untuk tidak meyinggung perasaan orang lain, orang cenderung miskin kejujuran, penuh kebohongan dan tipu daya hanya sekedar mendapatkan keuntungan yang tak seberapa banyak faedah-nya.

banyak dimensi kaya seperti abdullah gymnastiar bilang di bukunya saya tidak ingin kaya, saya harus kaya. seperti saya singgung sebelumnya.

maka saya canangkan untuk saya pribadi & keluarga, saya harus kaya waktu, kaya amal, kaya empati, kaya kejujuran, dan kaya lainnya yang tidak dapat diukur secara sciencetific & materialistik.


oalah, enaknya jadi orang kaya....
baca buku sambil minum kopi & pisang goreng, bersenda gurau dengan keluarga, dengan uang mengalir terus tanpa merasa kekurangan...

setuju om anung rey?, pakar masalah pendidikan & agribisnis...
p'zen mau menerapkan pareto 80/20 juga...:-)
bu malna, tinggal dirumah dipinggiran air terjun yang suejukkkk sambil melihat angka2 persen kebutuhan konsumsi beras...
sobat-ku nurcholis yang menikmati kota surabaya, (ada kabar dari sobat kita merlin, telah melahirkan seorang puteri 3.35 kg di rumah sakit krakatau steel cilegon)



Salam,
@rd.



in cikalmart@yahoogroups.com Malna Syarief wrote:
Anda mungkin sudah dan seharusnya juga mengakrabi instansi atau departemen yang terkait dengan bisnis Anda karena disitu biasanya tersedia data mutakhir dan bantuan untuk memajukan bisnis Anda.

Oke, misalnya saya sekarang sudah memegang data tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan beras dari Bulog, seperti parameter, variabel hingga beberapa kebijakan pemerintah di sektor pertanian dll. Sekarang tinggal mengolahnya dan memikirkan beberapa persamaan analisis dinamis.

Saya coba mulai dengan fungsi Cobb-Douglas dengan metode kuadrat terkecil karena saya pikir koefisien masing-masing peubah merupakan elastisitas dari peubah yang bersangkutan.

Kemudian saya pakai analisis keseimbangan Cobweb dengan menggunakan fungsi penawaran dan permintaan yang diperoleh dari pendugaan parameter Cobb-Douglas. Analisis Cobweb menerapkan prinsip keseimbangan pasar.

Yang terakhir saya akan analisis dampak jangka panjang dan jangka pendek kebijakan dengan formulasi matrik dari keseimbangan Cobweb.

Akhirnya saya mendapatkan informasi yang sangat berguna sebagai landasan bisnis saya. Misalnya kenaikan pendapatan perkapita 1% saja akan menaikan permintaan beras sehingga harga akan naik sebesar 1,67%. Atau saya bisa lihat kenaikan jumlah penduduk sebesar 1% juga akan menaikan permintaan dan harga beras naik 2,67%.

Yang menarik adalah pengaruh jangka panjang, jika harga pupuk naik 1% maka penawaran turun sebesar 0,03% dan kenaikan harga pupuk tersebut akan menaikkan harga beras sebesar 0,16%. Tampaklah bahwa kenaikan harga pupuk sebenarnya tidak begitu pengaruh besar terhadap produksi dan harga beras.

Saya akhirnya juga bisa menduga, misalnya kebijakan pemerintan saat menaikkan harga gabah sebesar 10% maka produksi akan meningkat 1,3%.

Nah, sekarang siapa yang bisa bilang teori tidak perlu?

Salam manis dari Yogyakarta,

Malna R. Syarief



in cikalmart@yahoogroups.com Malna Syarief wrote:
Ah, Teori! (Artikel 1)
Kadang-kadang ada yang berpikir apa, sih perlunya teori matematika, logika, statistika dll yang njelimet itu, toh nanti di dunia bisnis/kerja, praktiknya lah yang penting. Kita lalu malas-malasan mengikuti kelas teori.

Padahal untuk menjadi pebisnis handal, saat ini tidak hanya dengan mengandalkan insting, naluri, bakat atau keberuntungan saja tapi juga perlu landasan berpikir yang matang agar tidak tertinggal dengan yang lain.

Mungkin Anda pernah mendengar tentang supply atau demand? Misalnya, saat tingkat harga komoditi Anda naik, maka Anda akan menaikan jumlah komoditas jika Anda bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan.

Saya kira dibangku sekolah Anda pernah mempelajarinya atau mungkin lupa? Benar, itu adalah teori supply dan merupakan teori ekonomi standar yaitu prinsip keuntungan maksimum!

Nah, itu baru satu saja teori yang terpakai, kan? Lalu bagaimana jika komoditi yang kita adalah komoditi dinamis seperti produk beras? Bagaimana Anda akan menganalisisnya menggunakan teori yang tersedia?

Dalam hal ini penawaran tidak hanya ditentukan oleh variabel ekonomi yang sama. Dalam sektor pertanian terdapat time lag antara pengambilan keputusan produksi dengan realisasi produksi, keputusan produksi harus dibuat satu periode sebelum realisasi penjualan.

Misalnya saya mengambil keputusan produksi saat ini berdasarkan harga pada saat ini. Tapi karena produk tidak terealisasi saat ini(menunggu panen dll) maka harga sekarang tidak mempengaruhi produksi tahun ini melainkan pada tahun berikutnya dan pada kenyataannya penawaran juga dipengaruhi oleh penawaran dan faktor produksi tahun sebelumnya.

Begitu juga dengan permintaan tahun ini ditentukan oleh permintaan tahun sebelumnya, harga padi tahun ini, pendapatan perkapita tahun ini serta jumlah penduduk tahun ini.

Bagaimana saya harus menganalisis ini semua? Tunggu sebentar, saya akan ke instansi terdekat, dalam hal ini Bulog untuk mendapatkan datanya...

Salam manis dari Yogyakarta,

Malna R. Syarief

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home