Usaha Voucher Elektrik : Sambilan Tapi Menguntungkan
Usaha Voucher Elektrik : Sambilan Tapi Menguntungkan
(Sumber Berita: Majalah Selular)
Bisnis selular rupanya menggiurkan sehingga outlet-outlet sampingan yang menjual produk selular pun bertebaran. Sekadar latah atau benar-benar menguntungkan?
Wiraswasta dan peluang ibarat dua sisi mata uang yang terpisahkan. Begitu ada peluang muncul, wiraswasta langsung cepat mengendus. Seperti yang terjadi di bisnis selular yang kini sedang memasukin masa keemasannya, banyak yang terjun untuk merasakan manisnya madu bisnis ini. Sekarang makin banyak wiraswastawan yang membuka usaha penjualan ponsel dan aksesoriesnya.
Uniknya, mereka tidak hanya berangkat dari toko-toko yang khusus menjual produk tersebut, namun banyak pula yang berawal dari bisnis lain. Misalnya berjualan pakaian , barang kelontong bahkan mie baso.
Yang terakhir ini rada unik, karena selain jualan bakso juga berjualan telepon selular, plus pernak perniknya. Seperti yang dilakukan Joni, seorang wiraswastawan yang mengawali usahanya dengan menjual berbagai macam jam mulai dari jam tangan hingga jam dinding. Kini ia juga mulai mencoba mengadu nasib dengan menjual voucher isi ulang / voucher elektrik) dan aksesories ponsel. “Meski jam tidak terjual tetap ada pemasukan,” ungkap Joni yang tokonya terletak di kawasan pasar Pondok Labu Jakarta Selatan.
Joni mengatakan, pendapatannya dari berjualan voucher isi ulang / voucher elektrik dan aksesories ponsel lebih besar ketimbang dagangan utama. Namun hingga saat ini pria yang mulai menjalankan usaha sampingannya sejak awal 2003 ini tidak berniat meninggalkan usaha utamanya. “Jual jam masih usaha utama saya. Belum terpikir untuk terjun full di bisnis handphone,“ tambahnya.
Sama halnya dengan Joni, Panca yang lama bergelut dengan bisnis penyewaan VCD di kawasan Cilandak Jakarta Selatan juga mulai bisnis selular. Bahkan Panca sengaja membagi ruangan usahanya menjadi dua bagian untuk bisnis baru ini. Berbeda dengan Joni yang menjual voucher fisik / voucher elektrik dan aksesories ponsel, Panca termasuk pemain serius. Selain berjualan voucher fisik / voucher elektrik dan aksesories dia juga menerima service perbaikan ponsel sekaligus menjual ponsel-ponsel bekas.
Menurut Panca, bisnis selular yang digelutinya berawal dari seorang temannya yang ingin menjual ponsel. “Teman saya ingin menjual ponselnya dan iseng-iseng saya pasang iklan di selebaran di counter VCD ini, “jelasnya. Menyadari keuntungan menjual ponsel sang teman lumayan besar, Panca langsung tergiur terjun langsung ke bisnis ini. Meskipun usaha utamanya penyewaan VCD masih terus berjalan. Bermodalkan konsiyasi dengan distributor aksesories ponsel di kawasan ITC Roxy Mas, Panca praktis tidak mengeluarkan modal banyak. “Saya hanya mneyediakan etalase untuk memajang aksesories-aksesories ini, jelasnya.
Meski demikian, ia masih punya kendala dalam penyediaan voucher isi ulang / voucher elektrik karena modalnya cukup besar. Maklum saja penjualan voucher isi ulang / voucher elektrik tidak dapat dilakukan dengan sistem konsiyasi sebagaimana aksesories namun dengan sistem beli putus.
Berbeda dengan sistem Joni dan Panca, contoh unik lain dilakukan Karman yang kesehariannya menjual oleh-oleh khas Bandung di kawasan stasiun Kereta Depok. Warung dagangannya yang juga dijadikan dapur penggorengan tempe khas Bandung ternyata juga menjual berbagai jenis voucher isi ulang / voucher elektrik. “Untungnya memang sedikit tapi setiap harinya bisa sampai 20 sampai 30 voucher saya jual, “katanya. Dengan menjual berbagai jenis voucher isi ulang / voucher elektrik seperti Simpati, Mentari dan IM3 paling tidak Karman menganggap bisnis ini cukup menjanjikan. “Satu voucher isi ulang / voucher elektrik nominal hingga 100 ribu saya untung 2000 hingga 2500 perak,”ujarnya. Bisa dibayangkan, dia bisa mengeruk untung minimal 50 ribu rupiah perhari dari bisnis sampingan.
1 Comments:
Tolong minta persyaratan untuk memulai bisnis ini......
Alamat E-mail: gael_ky@yahoo.com
Trims.......
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home