3/12/07

MLM sebagai Bisnis Sampingan?

MLM? sepertinya jadi topik yang menarik beberapa sobat cikalmart, mulai dari kiriman-nya bu malna, berlanjut ke pendapat-nya p'lutfi dan mas anung, sampai sharing-nya mba aprillia ika...

kalau saya tentang MLM ini, saya tidak punya pengalaman langsung dibisnis MLM ini, entah kenapa saya, mohon maaf, agak alergi denganyang namanya MLM...
sejak saya mahasiswa di bandung sekitar tahun 99-2000-an, ini saya duga sedang awal2 booming-nya bisnis MLM diIndonesia khususnya di bandung saat itu, berbagai orang dari berbagai macam status, ada ibu rumah tangga, mahasiswa/mahasiswi berjibun, PNS, pegawai swasta, dll ikut-ikut-an berbisnis dengan cara MLM.

Saya pun sempat diajak ke sebuah ruko malam2 (kalau istilah-nya mas anung, jam kalong..:)), meski dingin, saat itu saya 'penasaran' apa yang hendak ditawarkan oleh teman sma yang kuliah di Unpad Bandung pada saat itu.

Setelah di ruko di tempat MLM itu berada, saya dkk lain teman seperjuangan di ITB dulu, dikenalkan oleh leader2 dia di MLM itu.yang buat saya dkk 'sakit hati' jauh-jauh datang malam-malam ketempat itu, hanya di sodorkan dengan 'mimpi-mimpi' picisan, misalnya saja saat itu dengan agak congkak, handphone yang dia pakai salahsatunya adalah hasil dari usahanya di MLM itu (saat itu handphone masih barang langka -red), sakitnya lagi, buat apa kamu kuliah di ITB susah-susah, kalau keluar dari situ berapa sih yang kamu bisa dapatkan? saya sudah dapatkan 5 juta sebulan dari MLM ini, saya dapat handphone, dll, meski kuliah saya terbengkalai, ga pa pa santai saja, katanya dengan penuh percaya diri.
hahaha, kadang saya pikir lucu, kuliah di ITB hanya dibandingkan dengan nilai dari 5 juta perak plus sebuah handphone...untung saya ga ikut...:-)

Yang saya sedikit kurang suka dengan model bisnis ini adalah cukup banyak orang yang termakan dengan jual-jualan mimpi-mimpi khas MLM, akhirnya malah terjebak dengan budaya konsumtif, hutang banyak, dll demi mengejar mimpi-mimpi yang tidak pernah dicapainya. Memang sisi lain ada yang yang 'berhasil' di bisnis ini ('berhasil' dalam tataran, punya uang banyak, mobil banyak, rumah mewah, dll), sisi lain negatif-nya, menurut saya adalah meski dinilai 'berhasil' tadi, namun keberhasilan-nya di topang dari kerugian-kerugian yang dialami oleh orang lain yang tidak atau kurang berhasil di bisnis ini. ini yang tidak saya inginkan, sukses diatas penderitaan orang lain...insya Alloh.

Sekarang mari kita lihat sisi positif-nya...untuk pebisnis pemula, atau yang ingin belajar berbisnis (bisnis=berhasil menjual), MLM dengan sistem training, sistem pembelajaran yang telah tersusun dengan sistematis, dll, bisa dijadikan proses belajar untuk kita terapkan dalam bisnis yang sedang dan akan kita kelola sendiri. Dengan MLM juga kita dapat memulai usaha kecil-kecilan dengan modal relatif tidak besar, untuk belajar bagaimana cara menjual sebuah produk, belajar berproses itu lebih baik daripada tidak sama sekali. ambil sisi positifnya saja.

Sebetulnya bentuk bisnis (menjual -red) tidak menjadi masalah apakahitu MLM (direct marketing) atau bentuk lainnya, yang menjadi masalah lagi2 oknum-oknum yang memanfaatkan bentuk bisnis tadi, tidak jarang kita mendengar, Pengurus MLM di daerah A kabur, setelah mendapatkan sekian M, dll...untuk itu kita mesti selektif mana yang baik untuk kita, mana yang kurang baik untuk kita.

Anda lah yang memutuskan, jangan pernah sekedar ikut-ikutan, karena barangkali anda hanya akan menjadi 'korban' disitu.

Wassalam, @rd.

salam pak Anung
Saya pernah masuk Tianshi. perusahaan nya valid tercatat di APLI. pengalaman membernya juga meyakinkan. komunitasnya bagus dan erat. tetapi karena mungkin saya kurang berdarah-darah aktif nyari downline, saya nggak bisa BEP. waktu itu saya di Jogja, dan di Jogja lagi boomingnya Tianshi. Yang semakin meyakinkan, ada tetangga saya yang sudah mencapai tingkatan silver lion dan memang hebat.

Cuman setelah saya masuk, nggak seindah ketika dipresentasi. Setengah mati memang meyakinkan orang. jujur saja, waktu itu link saya hanyalah para mahasiswa yang uang kiriman orang tuanya terbatas. kebanyakan upline saya juga mahasiwa sih. contoh terbesarnya adalah Luis Tendean yang putus kuliah itu. keputusan saya ini ditentang habis-habisan sama ibu saya yang dulu juga pernah nggak BEP waktu masuk CNI.

jadi saya pikir, sangat bisa dimaklumi kalau nggak ada yang mau join. selain sayanya nggak dapat restu, sayanya juga nggak bermodal. Lagian kalau harus attend meeting nya tiap minggu, bokek juga, penghasilan saya sebagai mahasiswa mepet banget. jadi bisa dipetik pelajaran, kalau bener-bener mau masuk MLM paling nggak sudah kerja, sudah ada link orang-orang yang kerja, sehingga masalah kalau join sampai 2 juta nggak masalah.

trus juga dilihat apakah yang mau join itu orang yang membutuhkan dan concern sama kesehatan atau nggak (kalau produknya kesehatan seperti Tianshi). Dan apakah yang kita ajak bergabung atau diri kita sendiri itu punya waktu luang atau energi lebih untuk memasarkan produk atau tidak. nah, karena kegagalan itu, saya sekarang pilih investasi yang "agak aman" menurut saya. yaitu unitlink prudential. kemungkinan besar jika uang saya berlebih, pengen juga beli ORI atau jenis investasi murah lainnya seperti emas batangan, lukisan dan sebagainya seperti kata pak safir senduk. karena mungkin ada juga tipikal orang "emoh" atau nggak bisa dagang...seperti saya? adakah yang punya pengalaman seperti ini?

salam hangat,

aprillia ika

----- Original Message ----From: anung rey To: cikalmart@yahoogroups.com Cc: Anak-Cilegon@yahoogroups.com
Sent: Monday, March 12, 2007 9:56:41 AM
Subject: Re: MLM, side business? was Re: [cikalmart] Membuka toko --->

terus terang saya perlu menimba ilmu dari rekan-rekan Cikalmart.
Hal ini berkaitan dengan menjamurnya sistem MLM yang sudah lama di negeri ini.
MLM ada di depan mata, namun saya belum tahu banyak tentangnya, dan lebih tanda tanya lagi, karena belum mendapatkan dokumen resmi entah itu penelitian atau skripsi tentang-nya. Bagi rekan yang memiliki atau menyimpan penelitian akademis sistem ini, mohon dikirimkan via japri.

Namun ada pertanyaan saya pribadi , meskipun ini hanya kutipan sebuah sumber :

- bila saya adalah orang terakhir yang joint di MLM dan tak ada lagi orang lain dibumi ini yang belum joint, apa manfaat yang saya terima ?
- bila saya membeli produk MLM dan saya merasa rugi, dan untuk menutup kerugian itu saya harus (sekali lagi HARUS) mencari orang lagi untuk menutup kerugian itu maka hal ini disinyalir "money game"

Mari diskusi ini kita kritisi bersama-sama, jangan takut tuk membicarakannya. Semakin menghindar = cenderung untuk semakin sulit tuk memahaminya.
bila kurang nyaman via milis, boleh via japri, kita belajar sama-sama dengan tujuan murni untuk mengkaji mulai dr sistemnya s/d realitas dilapangan.

bila yg kita bicarakan = dalam rangka belajar, why not ?
belajar sampai akhir hayat..... ini semboyan sekolah anak saya

Salam//anung
Sekolah Peradaban
Jl. KH Abdul Latief - Palas CilegonPh: 0254-700-1770(*)Belajar Sesuai Cara Otak Belajar(*)Fun, Natural and Multiple intelligence Learning(*)
www.sekolahperadaban.com

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home