6/3/07

Kiat Bisnis Seluler : Menggaet Pelanggan

Kiat Operator Seluler Menggaet Pelanggan
Dari Bebas ”Roaming” hingga Penyesuaian Tarif


JAKARTA – Guna memuaskan pelanggan, Satelindo terus melakukan berbagai cara. Pada Juni 2003 ini, sebuah langkah inovatif dari Satelindo diluncurkan, buat memanjakan pelanggan Mentari. Kini, Mentari sebagai kartu prabayar tidak lagi menggunakan acuan jarak sebagai patokan pentarifan, melainkan menggunakan zona sebagai dasar penerapan tarif. Selain itu, Mentari juga melakukan penyesuaian secara signifikan pada tarif ke PSTN, sehingga menjadi sangat kompetitif dibandingkan tarif yang ditawarkan operator lain.

Satu contoh, Anda berada di Sabang atau Merauke, di Malioboro atau Bojonegoro, sepanjang kartu Mentari semua dikenakan tarif Rp 1.499/menit. Intinya, sejak 1 Juni lalu, percakapan dari Mentari ke Mentari dan Mentari ke Matrix di seluruh Indonesia dijadikan zona lokal. Dengan sistem pentarifan baru ini, maka kini ada 50 zona lokal di seluruh Indonesia yang diperluas hingga 200 kilometer.

Artinya, penggunan Mentari yang berada di suatu kota dapat menghubungi nomor PSTN di kota lain yang berada di zona yang sama dengan tarif lokal. Selain itu, Satelindo juga memberlakukan tarif lokal untuk percakapan Mentari ke PSTN di kota yang sama di zona berbeda, selama jaraknya maksimal 30 km dari kota asal panggilan.

Berdasarkan data trafik panggilan selular, ternyata panggilan dari ponsel lebih banyak dilakukan ke PSTN lokal. Oleh karena itu, operator selular yang 100 persen sahamnya dimiliki perusahaan publik, PT Indosat Tbk ini melakukan terobosan, dengan menurunkan tarif percakapan ke PSTN dan memperluas zona lokal, sehingga pengguna Mentari dapat lebih leluasa melakukan panggilan ke PSTN di mana saja dengan tarif jauh lebih murah.

”Selain lebih ekonomis, pengguna Mentari tidak dikenakan tambahan biaya apapun ketika menelepon atau menerima panggilan di luar zona lokal maupun di luar kota nomor pelanggan,” kata Direktur Niaga Satelindo, Wimbo S. Hardjito, belum lama ini.


Berbagai Cara
Dijelaskan, agar pelanggan Mentari tetap setia menggunakannya, Satelindo akan terus melakukan berbagai cara, termasuk memberikan apresiasi. Selain itu, tambahnya lagi, sejak 1 Juni 2003 lalu, pihaknya juga menurunkan tarif percakapan Mentari ke telepon tetap. ”Dengan sistem pentarifan baru ini, ada sekitar 50 zona lokal di seluruh Indonesia yang diperluas hingga 200 kilometer,” kata Wimbo lagi.

Dengan perluasan zona ini, menurut Wimbo, maka pengguna Mentari yang berada di suatu kota dapat menghubungi nomor telepon tetap di kota lain yang berada di zona yang sama dengan tarif lokal. Selain itu, tambahnya, pihaknya juga memberlakukan tarif lokal untuk percakapan Mentari ke telepon tetap di kota yang berada di zona yang berbeda, selama jaraknya maksimal 30 km dari kota asal panggilan.

Menurut Wimbo, berdasarkan data trafik panggilan selular, ternyata panggilan dari ponsel lebih banyak dilakukan ke telepon tetap. Oleh karena itu, Satelindo memberikan solusi dengan menurunkan tarif percakapan ke telepon tetap dan memperluas zona lokal, sehingga pengguna Mentari dapat lebih leluasa melakukan panggilan ke PSTN di manapun dengan tarif ekonomis. ”Selain lebih ekonimis, pengguna Mentari tidak dikenakan tambahan biaya apapun ketika menelepon atau menerima panggilan di luar zona lokal maupun di luar kota nomor pelanggan terdaftar,” katanya.

Contoh zona lokal yang diperluas yakni zona Jakarta dan sekitarnya, yang semula hanya mencakup wilayah-wilayah yang berjarak 30 km dari Jakarta atau berkode wilayah 021, kini mencakup sembilan kota, yakni Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Rangkasbitung, Serang, Cilegon, dan Karawang. ”Ini artinya, bagi pengguna Mentari di Jakarta yang melakukan panggilan ke nomor telepon tetap di Karawang, tarifnya dihitung lokal, yaitu Rp 816/menit atau turun Rp 2.944 dibandingkan tarif sebelumnya yang mencapai Rp 3.760/menit,” kata Wimbo lagi.


Regional Jabotabek
Telkomsel pun tak mau kalah dalam berebut pelanggan. Untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan mengantisipasi persaingan bisnis jasa selular yang makin ketat di wilayah Jaboatebk, Telkomsel Regional Jabotabek kini menghapuskan biaya roaming bagi pelanggannya, baik kartuHALO dan simPATI.

Dengan dihapuskannya biaya roaming, kini pelanggan Telkomsel di wilayah Banten, Cilegon, Anyer, Serang, Rangkas Bitung, Pandeglang, Tangerang, Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Sukabumi dikenakan tarif lokal, yakni Rp 813 per menit atau turun sekitar Rp 400 dari tarif sebelumnya.

”Dengan dihapuskan biaya roaming, maka semua pelanggan, baik kartuHALO maupun simPATI yang berada di wilayah cakupan Telkomsel Regional Jabotabek dikenakan tarif lokal, yakni Rp 813/menit. Bukan hanya itu, kini pelanggan di wilayah ini juga sudah bisa menikmati fasilitas Multimedia Messaging Services - MMS,” ungkap GM Network Operation Jabotabek, Hary D. Santosa, belum lama ini.

Ditambahkan Hary, dibandingkan tarif sebelumnya, tarif yang diberlakukan sekarang jauh lebih murah, karena semua cakupan Telkomsel Regional Jabotabek dijadikan satu zona wilayah. Misalnya, untuk komunikasi ke Sukabumi, tarif panggilannya hanya Rp 813 (peak time) dan Rp 650 (off peak) bagi pengguna kartuHALO dan untuk berkomunikasi dengan sesama Telkomsel, baik pelanggan kartuHALO dan simPATI. Sedangkan untuk pengguna simPATI tarif panggilannya Rp 1.500 (peak time) dan Rp 1.200 (off time) untuk berkomunikasi dengan sesama pelanggan Telkomsel. ”Tapi, kalau menerima panggilan tidak dikenakan biaya atau gratis,” paparnya.

Tentang layanan M MS, menurut Hary D Santosa, sejak 1 Juni 2003 lalu telah dikenakan tarif, yakni satu kali pengiriman MMS akan dikenakan tarif Rp 1.000. ”Secara nasional, pemakaian MMS Telkomsel mencapai 15.000/hari. Ke depan fasilitas MMS bakal diminati pelanggan Telkomsel. Pasalnya, layanan MMS itu merupakan layanan komunikasi yang sangat menarik, selain bisa kirim pesan berupa tulisan kepada rekan kita, juga bisa kita lengkapi dengan gambar dan atau suara sekaligus, dengan tarif cukup murah. Selain itu, dengan fasilitas MMS jumlah huruf yang bisa dikirim pun jauh lebih besar daripada SMS biasa,” ujar Hary lagi.

Dijelaskan, dengan pembukaan layanan GPRS/MMS tersebut, maka sekitar 6.4 pelanggan telkomsel bisa menikmati layanan GPRS dan MMS ini di seluruh jaringan GPRS Telkomsel yang kini sudah meliputi daerah-daerah seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bali, Sumatra Utara, Riau, Batam, dan Tanjung Pinang. Telkomsel juga tetap memperluas jaringan GPRS-nya, sehingga dalam waktu dekat banyak kota lain akan menyusul dalam area cakupan GPRS-nya.

Tarif standard MMS Telkomsel tambahnya, juga sangat murah jika dibandingkan tarif SMS biasa dan tarif MMS yang berlaku di luar negeri. Untuk kartuHALO, pengiriman 1 MMS hanya dikenakan Rp. 1000 (sebelum PPN) dan untuk simPATI Rp. 1250 (sudah termasuk PPN) untuk pengiriman MMS dengan kapasitas sampai 50 Kb (dan kelipatannya). Sedangkan untuk GPRS, tarifnya dihitung per Kb (kilo-byte) data yang didownload dan sebesar Rp. 25 per Kb untuk kartuHALO dan Rp. 30 per Kb untuk simPATI.

Untuk dapat menikmati layanan MMS, pelanggan perlu menggunakan ponsel yang berkemampuan MMS di mana saat ini sudah banyak berada di pasaran. Setelah itu, pelanggan perlu membuka layanan MMS di Telkomsel (tanpa biaya pendaftaran), cukup dengan mengirim SMS ke nomor 6616 dengan isi ”MMS” (tarif SMS biasa). (SH/ignatius gunarto)

sumber: http://www.sinarharapan.co.id

==============================================================
Ingin Usaha Pulsa Elektrik? Lihat di www.cikalmart.com
Grosir Voucher Elektrik, Deposit Voucher Elektrik, Chip M-Kios
hanya di CikalMArt Dealer Voucher Elektrik
Belanja Lebih Dekat, Lebih Menyenangkan
==============================================================